Perbedaan Teknologi Antara Gimbal Di Kamera Vivo X50 Pro Dengan Ois
KOMPAS.com - Berdasarkan penelitian yang dilakukan Vivo, sekitar 70 persen hasil foto yang jelek disebabkan oleh guncangan dikala proses memotret. Hal tersebut lantas memotivasi Vivo untuk menghadirkan ponsel dengan fitur penstabil yang mumpuni.
Hari ini, Kamis (16/7/2020), Vivo resmi memboyong Vivo X50 Pro ke Indonesia. Ponsel ini dibekali dengan gimbal fisik yang menopang sensor kamera utama Sony IMX598 beresolusi 48 MP (f/1.6).
Dengan adanya gimbal ini, X50 Pro diklaim bisa menghasilkan video yang minim guncangan meski tanpa komplemen gimbal tambahan. Ponsel ini juga diklaim sanggup digunakan untuk menjepret foto malam hari yang lebih ciamik.
Meski demikian, jauh sebelum teknologi tersebut matang, Vivo mengaku menemukan kesulitan dalam menyematkan teknologi kamera gimbal di perangkat teranyar dari seri X ini.
Baca juga: Vivo X50 dan X50 Pro Resmi Meluncur di Indonesia, Ini Harganya
Menurut Product Manager Vivo, Hadie Mandala, kesulitan yang dialami berkaitan dengan dimensi ketebalan smartphone dan ukuran gimbal.
"Dalam proses pengembangan tahap pertama X50 Pro, teknologi gimbal yang kami ciptakan masih belum sempurna. Sebab, ketebalan ponsel tersebut mencapai 9,5 mm, dan penonjolan kameranya mencapai 11 mm," ujar Hadie di atas panggung peluncuran Vivo X50 series yang digelar secara online, Kamis (16/7/2020).
Kendala tersebut, lanjut Hadie, alhasil bisa terselesaikan dengan sedikit adaptasi di ukuran gimbal kamera, sehingga bisa dimuat sedemikian rupa di dalam ponsel.
"Setelah melalui proses pengembangan riset yang cukup panjang, kami berhasil menyempurkanannya dan membuat ukuran (gimbal) 40 persen lebih kecil, 1 mm lebih tipis, dan sanggup diposisikan 0,13 mm dari layar," kata Hadie.
Beda gimbal dengan OIS?
Sistem kerja kamera gimbal sendiri, berdasarkan Hadie, sejatinya berbeda dengan kamera yang dibekali dengan kamera yang mempunyai fitur Optical Image Stabilization (OIS), meski keduanya merupakan penstabil gambar hardware. Ilustrasinya yaitu sebagai berikut:
Pada sistem kamera gimbal (gambar sebelah kanan), lensa tampak bisa bergerak mengikuti sumbu optik, memungkinkan kamera tetap stabil dan tidak goyang meski ponsel dibawa berlari.
Pergerakan kamera yang ditopang dengan gimbal ini dijuluki Vivo sebagai "The Big Eye Camera" lantaran dinilai mempunyai gerakan yang fleksibel menyerupai sebuah bola mata.
Sebaliknya, lensa kamera yang dibekali dengan OIS, menyerupai terlihat pada gambar di sebelah kiri di atas, bersifat statis.
Artinya, jikalau sumbu optik bergerak, lensa akan tetap di kawasan yang sama, sehingga tak bisa memperlihatkan efek peredaman guncangan yang signifikan dibanding gimbal.
Baca juga: Vivo Pakai Gelar Flagship untuk Vivo X50 Series di Indonesia
Lantas, apa bedanya kamera gimbal dengan kamera yang dibekali fitur penstabil lainnya berjulukan Electronic Image Stabilization (EIS)?
"Perbedaannya terletak di sisi kejernihan gambar. Fitur EIS bisa menghilangkan sekitar 40 persen piksel, menghasilkan gambar yang tidak begitu jelas," terang Hadie.
"Dengan stabilisasi gimbal, kami mempertahankan setiap pixel yang ada dalam setiap frame, sehingga gambar atau video yang dihasilkan bisa sangat jernih," pungkas Hadie.
Penulis: Bill ClintenEditor: Yudha Pratomo
Sumber today.line.me